Showing posts with label Nasehat. Show all posts
Showing posts with label Nasehat. Show all posts

Thursday 2 February 2017

8 Faedah Yang berharga dari Hatim Rahimahullah


Berikut ini 8 faidah yang berharga dari Hatim rahimahullah, hendaklah kita mengambil pelajaran dari nya. Diriwayatkan Syaqiq Al-Balkhy rahimahullah, bahwa ia bertanya kepada Hatim :

"Engkau telah menemaniku dalam waktu yang singkat, lalu apa saja yang telah engkau pelajari dari ku?"

Hatim rahimahullah menjawab : "Aku telah belajar delapan hal yaitu :

PERTAMA
Sesungguhnya aku suka mengamati manusia. Setiap orang itu memiliki seseorang yang dicintainya. Ketika ia sampai ke kubur nya, ia meninggalkan orang yang dicintai nya itu. Sehingga ku jadikan rasa cintaku kepada kebaikan-kebaikan ku yang aku kerjakan, agar ia juga bersama ku didalam kubur.

KEDUA
Ku amati firman Allah Subhanahu wa ta'ala : "Dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya." [Qs. an-Nazi'at : 40] Akhirnya, aku bersungguh-sungguh saat menjaga hawa nafsu sehingga hawa nafsu itu berada dalam ketaatan kepada Allah Subhanahu wa ta'ala.

KETIGA
Sesungguhnya aku mengamati, bahwa setiap orang memiliki sesuatu yang bernilai dalam pandangan nya, lalu dia pun menjaganya. Kemudian ku amati firman Allah Subhanahu wa ta'ala : "Apa yang disisi mu akan lenyap, dan apa yang ada disisi Allah adalah kekal." [Qs. an-Nahl : 96] Jika sesuatu yang berharga itu bersama ku, aku beralih kepadanya agar ia tetap ada padaku.

KEEMPAT
Sesungguhnya aku mengamati, bahwa manusia cenderung kembali kepada harta, keturunan dan keagungan, yang kesemuanya itu bukalah sesuatu yang mulia, maka ku amati firman Allah Subhanahu wa ta'ala : "Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah adalah orang yang paling taqwa diantara kalian." [Qs. al-Hujurat : 13] Akhirnya, aku berbuat dalam garis ketakwaan agar aku mulia disisi-Nya.

KELIMA
Sesungguhnya aku mengamati manusia, jika mereka saling iri satu sama lain. Maka ku amati firman Allah Subhanahu wa ta'ala : "Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia." [Qs. az-Zukhruf : 32] Akhirnya, aku meninggalkan sifat iri tersebut.

KEENAM
Sesungguhnya aku mengamati manusia, jika mereka saling bermusuhan satu sama lain. Maka ku amati firman Allah Subhanahu wa ta'ala : "Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh (mu)." [Qs. Fathi : 6] Akhirnya, aku tidak lagi bermusuhan dengan mereka, tetapi hanya kepada syaitan aku bermusuhan.

KETUJUH
Sesungguhnya aku mengamati, bahwa manusia merendahkan diri mereka dalam hal mencari rezeki. Maka ku amati firman Allah Subhanahu wa ta'ala : "Dan tidak ada suatu binatang melatapun dibumi, melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya." [Qs. Huud : 6] Akhirnya, aku sibuk dengan perkara yang diwajibkan Allah kepadaku dan aku meninggalkan apa yang menjadi bagian ku disisi-Nya.

KEDELAPAN
Sesungguhnya aku mengamati, banyak dari mereka yang mengandalkan perdagangan, hasil produksi dan kesehatan badan mereka, tetapi aku mengandalkan dan berserah diri hanya kepada Allah Subhanahu wa ta'ala."

[Minhajul Qashidin hal 53-55, Imam Ibnu Qudamah. cet Pustaka as-Sunnah]
Sumber: Post FB Prima Ibnu Firdaus Al-Mirluny

Saturday 13 July 2013

PESAN IBNU JAUZI PADA ANAKNYA

"Wahai anakku, hari-hari itu mengurangi waktu dan waktu-waktu itu mengurangi jiwa, Setiap Nafas adalah simpanan maka hati-hatilah jika ia berlalu tanpa faedah dan kamu mendapat simpanan kosong di hari kiamat. Perhatikan setiap waktumu, membawa apakah ia berlalu? Jangan biarkan ia berlalu, selain membawa sesuatu yang lebih berharga!
Biasakanlah dirimu mengerjakan amal yang baik, lalu masukkan ke peti kubur apa-apa yang dapat membahagiakanmu ketika Masuk didalamnya!"

(Ibnu Jauzi, Lutfah Al-Kabad fi Nashihah Al-Walad)

Betapa indahnya untaian kata-katanya. Betapa bagusnya jika kita berpesan seperti ini kepada keluarga, anak-anak, atau teman-teman kita.

Simak pula pesan Hasan Basri:
Dunia ini tiga hari, kemarin yang telah lalu, besok yang belum tentu Anda Alami; dan sekarang yang menjadi milik anda maka beramallah didalamnya.


Thursday 18 April 2013

Inilah Ciri-Ciri Dukun Yang berkedok Ulama Menurut Arifin Ilham

Ustadz Arifin Ilham, ustad muda Indonesia, yang selalu menyiarkan ajaran tauhid dalam setiap tausiyahnya, menyebutkan bahwa sedikitnya ada 9 ciri untuk mengetahui apakah seseorang yang mengaku ustadz, habib, atau ulama, merupakan dukun atau bukan.

Tuesday 5 March 2013

Tanda-Tanda Ikhlas

Syaikh Abdul Qodir al Jailani rahimahullah berkata:
“Tanda-tanda keikhlasanmu adalah engkau tidak peduli dengan sanjungan makhluk dan tidak menoleh kepada cacian mereka, engkau tidak berambisi memperoleh apa yang berada di tangan mereka.” [al Fathu Rabbani wal Faidhu Rahmani]
Dikutip dari buku Nasehat Syaikh Abdul Qadir al Jailani, Syaikh Shalih Ahmad Syami, Penerbit Tazkia
Facebook Fans Page: Kisah Teladan & Sejarah Islam

Mengaharukan! Betapa Kita Membutuhkan Akhlak Seperti ini..

Oleh: Mamduh Farhan al-Buhairi
Telah terjadi di zaman Umar bin al-Khaththab , bahwa datang tiga orang sambil memegang seorang pemuda. Mereka berkata, ‘Wahai amirul mukminin, kami menginginkan qishash bagi kami dari laki-laki ini, dia telah membunuh ayah kami.’ Maka Umar berkata, ‘Kenapa dia membunuhnya?’
laki-laki itu berkata, ‘Sesungguhnya aku sedang menggembalakan seekor onta, kemudian ontaku yang paling bagus memakan tanaman dari tanah bapak mereka, kemudian bapak mereka memukul ontaku dengan batu hingga mati. Lalu akupun menggenggam batu yang sama kemudian kupukul dia dengan batu tersebut hingga mati.’
Umar bin al-Khaththab berkata, ‘Jika demikian, maka aku tegakkan hukuman had (hukum Allah) atas kamu.’ Laki-laki itu berkata, ‘Berikanlah aku waktu tangguh hingga tiga hari, bapakku telah meninggal, dan meninggalkan sebuah harta simpanan, untukku dan adikku yang masih kecil. Jika engkau membunuhku, maka tersia-siakanlah harta simpanan tersebut, dan tersia-siakanlah adikku sepeninggalku.’
Maka Umar berkata, ‘Siapakah yang akan menjaminmu?’
lalu laki-laki itu melihat kepada wajah-wajah manusia yang hadir, lalu berkata, ‘Laki-laki ini.’ Maka Umar berkata, ‘Wahai Abu Dzar, apakah engkau akan menjamin laki-laki ini?’
Abu Dzar berkata, ‘Ya, wahai amirul mukminin.’ Umar berkata, ‘Sesungguhnya engkau tidak mengenalnya, dan jika dia melarikan diri, maka aku akan tegakkan had (hukuman mati) atasmu.’ Abu Dzarpun menjawab, ‘Aku menjaminnya wahai amirul mukminin.’
Lalu laki-laki itupun pergi. Kemudian berlalulah hari pertama, kedua dan ketiga. Seluruh manusia saat itu dalam keadaan mencemaskan Abu Dzar.
Sesaat sebelum shalat maghrib, datanglah laki-laki tersebut, dia dalam keadaan menjulurkan lidahnya, dalam keadaan sangat keletihan dan kecapekan. Dia berdiri di hadapan Amirul mukminin Umar bin al-Khaththab. Dia berkata, ‘Aku telah menyerahkan harta simpanan tersebut dan adikku kepada paman-pamannya, dan sekarang aku berada di bawah tangan anda, agar anda tegakkan hukum had atas saya.’
Lalu Umarpun merasa aneh, lantas berkata, ‘Apa yang membuatmu kembali, padahal mungkin bagimu untuk melarikan diri.’ Laki-laki itu menjawab, ‘Aku khawatir telah hilang sifat wafa` (memenuhi janji) dari manusia.’ Kemudian Umar bertanya kepada Abu Dzar, ‘Mengapa kamu
menjaminnya?’
Abu Dzar berkata, ‘Aku khawatir akan dikatakan bahwa kebaikan telah hilang dari manusia.’ Maka putra-putra korbanpun terenyuh dan tersentuh dengan hal ini kemudian berkata, ‘Kami maafkan dia.’ Umar bin al-Khaththab berkata, ‘Kenapa?’
mereka menjawab, ‘Kami khawatir nanti dikatakan bahwa sifat memaafkan telah hilang dari manusia.’
Sumber: Majalah Qiblati
Dipublikasikan kembali oleh: www.kisahislam.net
Facebook Fans Page: Kisah Teladan & Sejarah Islam

Ayoo...Ikuti Nasehat Beliau Wahai Saudaraku

SYAIKH ABDUL QADIR AL JAILANI rahimahullah berkata:
“Jangan engkau sekali-kali kagum dengan amal-amalmu, karena sesungguhnya hal itu akan merusak dan menghapus amal itu sendiri. Siapa yang berpandangan bahwa ia bisa melakukan sebuah amal semata-mata karena adanya bimbingan Allah, maka ia tidak akan kagum dengan amal-amalnya.”
[Dikutip dari buku 'Nasehat Syaikh Abdul Qadir Jailani, Oleh: Syaikh Shalih Ahmad Syami]

Sumber  www.KisahIslam.net  
diarsipkan Ari Noor

Monday 3 December 2012

DIANTARA NASEHAT IMAM IBNUL JAUZY RAHIMAHULLAH

Saat-Saat Kematian Datang..

Ibnul Jauzy berkata;

“Satu hal yang paling menarik dan menakjubkan adalah tatkala seseorang yang mati sadar di dalam kuburnya. Ia sangat terkejut dengan kondisi yang tidak bisa dilukiskan dan merasa sedih dengan kesedihan yang sangat sulit dibayangkan. Ia membayangkan masa-masanya yang telah lewat. Ia ingin agar bisa melakukan sesuatu yang belum sempat dikerjakannya dan benar-benar bertaubat.

NASEHAT AL-IMAM HASAN AL BASHRI RAHIMAHULLAH

Al-Imam Hasan Al-Bashri rahimahullah berkata :
 
“Wahai manusia, sesungguhnya aku tengah menasihati kalian, dan bukan berarti aku orang yang terbaik di antara kalian, bukan pula orang yang paling shalih di antara kalian. Sungguh, akupun telah banyak melampaui batas terhadap diriku.