Sejarah mencatat begitu banyak pengkhianat kaum Syiah terhadap Kaum Muslimin sehingga membahayakan umat ketika menyerahkan amanat dan jabatan pada mereka ini.
Al-Baghdâdi rahimahullâh telah menjelaskan secara ringkas permusuhan
kaum Syiah Bathiniyah ini terhadap Islam dan kaum Muslimin. Beliau
berkata, “Ketahuilah –semoga Allâh membuatmu bahagia– sesungguhnya
bahaya yang ditimbulkan oleh kaum Bathiniyah terhadap kaum Muslimin
lebih besar daripada bahaya yang ditimbulkan oleh kaum Yahudi, Nashrani
maupun Majusi. Bahkan lebih besar daripada kaum Dahriyah (atheis) serta
kelompok-kelompok kafir lainnya. Bahkan lebih besar daripada bahaya yang
ditimpakan oleh Dajjal yang muncul di akhir zaman. Karena orang-orang
yang tersesat akibat dakwah Bathiniyah ini sejak awal mula munculnya
dakwah mereka sampai hari ini lebih banyak daripada orang-orang yang
disesatkan oleh Dajjal pada waktu munculnya nanti. Karena fitnah Dajjal
tidak lebih dari empat puluh hari, sementara kejahatan kaum Bathiniyah
ini lebih banyak daripada butiran pasir dan tetesan hujan.”
Kaum Bathiniyah ini sengaja memilih ajaran Syiah
sebagai alat untuk beraksi karena adanya kecocokan dengan ambisi dan
keinginan mereka. Karena mereka tidak menemukan jalan masuk kepada Islam
kecuali dengan menampakkan ajaran Syiah ini dan menisbatkan diri kepada
agama Syiah. Abu Hamid Al-Ghazâli rahimahullâh mengungkapkan, “Telah
sukses diadakan pertemuan di antara pengikut-pengikut ajaran Majusi dan
Mazdakiyah dari kalangan kaum Tsanawiyah yang mulhid (kafir) serta
sekelompok besar kaum filsafat mulhid –ad-Dailami menambahkan– dan
sisa-sisa pengikut ajaran Kharamiyah serta kaum Yahudi. Mereka disatukan
dengan satu slogan yaitu membuat tipu daya untuk menolak Islam. Mereka
berkata, “Sesungguhnya Muhammad telah mengalahkan kita dan menghapus
agama kita. Carilah sekutu untuk menghadapinya karena kita tidak mampu
secara frontal untuk menghadapi mereka. Kita tidak bisa berhasil merebut
kekuasaan yang ada di tangan kaum Muslimin dengan senjata dan
peperangan. Karena kekuatan mereka dan banyaknya personil pasukan
mereka. Demikian pula kita tidak mampu untuk beradu argumentasi dengan
mereka karena mereka memiliki Ulama, fudhala’ dan ahli tahqiq. Tidak ada
cara kecuali melakukan makar dan tipu daya.
Kemudian mereka membuat rancangan dan program untuk
mencapai tujuan ini. Dan di antara cara yang mereka tempuh adalah masuk
ke tengah kaum Muslimin melalui jalan tasyayyu’ (ajaran Syi’ah).
Walaupun mereka juga menganggap bahwa kaum Syiah ini sesat, hanya saja
mereka itu adalah orang yang paling dangkal akalnya, paling konyol
logikanya, paling mudah untuk menerima perkara-perkara yang mustahil,
paling percaya dengan riwayat-riwayat dusta yang mereka buat, serta yang
paling mudah untuk menerima riwayat-riwayat palsu. Apalagi dalam
ideologi Syiah ini terdapat ajaran taqiyah (bermuka dua) yang sangat
mereka perlukan untuk menjalankan misi mereka. Maka mereka pun
bersembunyi di balik ajaran ini untuk melemahkan Islam dan kaum
Muslimin. Sehingga tampilan luar mereka adalah Syiah, tetapi batin
mereka berisi kekufuran (terhadap Islam).[16]
Itulah sedikit dari fakta sejarah yang sudah
terjadi. Sebenarnya masih banyak lagi sejarah hitam kekejaman ahli
bid’ah ini (kaum Syiah) terhadap Ahlu Sunnah khususnya dan kaum Muslimin
pada umumnya. Kita harus mengambil pelajaran dari masa lalu agar tidak
berulang pada masa mendatang. Karena sesungguhnya seorang Mukmin itu
tidak boleh jatuh dalam satu lobang berulang kali, sebagaimana yang
disebutkan dalam hadits Nabi shallallâhu 'alaihi wa sallam. Wallâhu
a’lam.
|
No comments:
Post a Comment